Seandainya indera (pendengaran, penglihatan, dll.) tidak dapat
menjangkau seseorang, maka hati dan pikiran dapat digunakan sebaik mungkin untuk
menjangkau seseorang.
Ketika kita ingin berhubungan dengan seseorang yang tidak terjangkau oleh indera, maka kita dapat menggunakan hati dan pikiran.
- Si A terkadang mengingat Si B.
- Si B terkadang mengingat Si A.
- Mereka tidak terhubung dengan indera.
- Sesungguhnya pikiran dan hati mereka terhubung, artinya Si A dan Si B memiliki hubungan hati & pikiran.
- Hubungan hati dan pikiran di antara mereka bisa ditingkatkan menjadi sahabat hati dan pikiran.
Menjalin persahabatan secara hati & pikiran Si A dan Si B:
Si A setiap mengingat Si B harus
memunculkan bisikan dan gambar pikiran yang positif tentang Si B, misalnya
gambaran bahwa Si B baik, jujur, ramah, santun, tanggung
jawab, dan lain-lain. Dengan begitu hati & pikiran Si B pun bereaksi positif pula terhadap Si A.
Dengan demikian, jika Si A terus-menerus berpikir positif tentang Si B, maka lama-kelamaan Si B pun pikirannya akan positif terhadap Si A.
Dengan demikian terjadilah hubungan hati & pikiran yang positif diantara Si A dan Si B. Itulah yang dimaksud menjalin persahabatan secara bathiniah (hati & pikiran).